Struktur batin puisi, atau sering disebut sebagai hakikat
puisi, meliputi hal – hal sebagai berikut :
·
Tema/makna (sense), media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makan keseluruhan.
· Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahannya yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, janis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair mamilih kata – kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergnatung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, serta kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologisnya dan
psikologisnya.
· Nada (tone), yaitu sikap penyeir terhadap pembacanya.
Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada mengurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,
menganggap bodoh serta rendah pembaca,
dan lain- lain.
· Amanat /tujuan/ maksud (intention), sadar maupun
tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut
bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi maupun dapat ditemui dalam
puisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar